Referensinews.id – Kali kedua Batik Durian Khas Lubuklinggau bakal andil dikancah fashion dunia. Diajang Milan Fashion Weeks, 10 mode busana trendy dengan motif durian berwarna cerah bakal turut mewarnai fashion tribute Versace.
“Persiapan sudah sangat matang tidak ada kendala berarti. Batik Durian siap tampil digelaran Milan Fashion Week 21 September mendatang,” jelas Ketua Dekranasda Kota Lubuklinggau, Hj Yetty Oktarina Prana.
Selama masa persiapan, melalui perancang Jenny Yohana Kansil batik Durian mendapat tawaran untuk meramaikan fashion tribute Versace.
” Tentu kesempatan ini kita ambil apalagi Versace itu brand ternama di Eropa. Ada 10 koleksi busana trendy batik Durian yang akan kita tampilkan berwarna cerah dan pastel. Efek dari pandemi lalu, life style baru didunia jauh lebih simpel dan itu pula yang akan kita tampilkan,” tambahnya.
Dari 10 koleksi busana 9 diantaranya busana wanita dan 1 busana pria. Dan gelaran kali ini Rina pastikan tidak ada stok batik yang dibawa mengingat dirinya hanya berangkat sendiri. Namun dipastikan 10 busana akan dipakai oleh model dunia saat fashion show dan pemotretan.
“Kalau ditanya pake anggaran pemerintah atau tidak tetap pakai hanya dengan porsi yang sangat mini, tahun ini kami mendapat support dana dari Bank Sumsel. Bisa jadi sukses tahun lalu diamati dengan baik oleh Bank Sumsel sehingga mereka berani ikut serta sebagai ajang promosi juga bagi Bank Sumsel,” jelasnya.
Kendati tidak menyebutkan secara rinci, Rina memastikan jumlah anggaran yang dipakai lebih kecil bila dibandingkan bila mengikuti pameran di Jakarta.
Berbagai upaya yang dilakukan dijelaskan Rina membuat Batik Durian diminati masyarakat.
Bahkan jumlah produksi berbanding terbalik dengan daya beli masyarakat. Padahal sejauh ini Pemkot Lubuklinggau sudah memiliki 3 kampung batik dengan 51 pengerajin dengan rata-rata produksi 300 lembar batik perbulannya.
“Dalam waktu dekat kami akan adakan pelatihan, minimal dalam satu tahunnya tiga kali pelatihan. Namun ini bisa terlaksana bila ada support dari pemerintah daerah. Ini dilakukan untuk menumbuhkan minat pembatik baru agar terampil dan cekatan sehingga jumlah produksi sebanding dengan daya beli. Kalau saat ini kondisinya terbalik mau beli batik Durian harus antri dulu karena produksinya masih terbatas,” pungkasnya. (Adv-RN)